Jika ingin kalimat kita mudah dipahami, biarkan kata bertindak sesuai dengan keinginannya.
Pada hakikatnya, kejelasan informasi berkait erat dengan ketaatasasan penempatan kata sesuai dengan perilakunya. Kita lihat contoh berikut:
- Kerusuhan sangat membuat orang Tionghoa ketakutan.
- Mereka marah sebelumnya gubernur datang.
Informasi yang ingin disampaikan pada kalimat pertama dan kedua agak tersendat. Ini jelas mengganggu kelancaran pembaca dalam memahaminya. Pada kalimat pertama terdapat kesalahan penempatan kata sangat. Kata ini harus berurutan dengan kata sifat. Karena sangat memang berfungsi untuk menjelaskan kata sifat. Adapun pada kalimat kedua terdapat kesalahan pada kata sebelum. Kata ini seharusnya tidak dilekati akhiran -nya karena sudah ada frasa gubernur datang sebagai objek. Bukankah –nya merupakan kata ganti persona. Jadi, kalimat di atas seharusnya:
- Kerusuhan membuat orang Tionghoa sangat ketakutan.
- Mereka marah sebelum gubernur datang.
Bahasa Indonesia memang sangat ditentukan oleh urutan kata sesuai dengan fungsi dan perilaku kata tersebut. Itu sangat berkait dengan jenis atau kelas kata. Dalam bahasa Indonesia ada tiga kelas kata pokok, yaitu: kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata sifat (adjektiva). Kata lainnya, seperti kata depan dan kata hubung, hanya bertugas untuk menjelaskan ketiga kelas kata tersebut.
Kata kerja berfungsi untuk menyatakan perbuatan atau apa yang dilakukan oleh kata benda; kata benda menunjukkan nama benda atau sesuatu; dan kata sifat berfungsi untuk menjelaskan kata benda. Kita lihat contoh berikut:
- Agus mengobati pasiennya.
- Orang itu sangat marah
Kata kerja mengobati pada kalimat di atas menunjukkan apa yang diperbuat Agus terhadap pasiennya. Agus dan pasiennya adalah kata benda. Pada kalimat berikutnya kata benda orang itu dijelaskan atau digambarkan kondisinya dengan kata sifat marah. Adapun kata sangat dalam kalimat kedua merupakan jodoh dekat kata sifat. Artinya, cuma kata sifat yang dapat dilekati kata ini bersama kata agak dan lebih.
Begitu sekilas, bagaimana kata dengan perilakunya. Kejelasan informasi dalam kalimat berhubungan erat dengan ketaatan kita menulis kata sesuai dengan perilakunya. Salam.
Baca juga:
- Biar Lebih Lucu, Manfaatkan Gestur ya
- Penulis Skrip Komedi Kudu Jeli Memilih Pemain
- Lucu itu Harus Ada Lantarannya
- Salah Benar Penting, Biar Saling Memahami
- Mau Bikin Joke Ciamik, Banyak-Banyak Makan Joke
Pingback:Silakan, Mau Naik Ojek atau Ojeg - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Bugil Sudah Pasti Telanjang - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Struktur Sosial Menentukan Jenis Joke - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Joke Kian “Strong” dengan Tone dan Dialek - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Mau Bikin Joke Ciamik, Banyak-Banyak Makan Joke - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Salah Benar Penting, Biar Saling Memahami - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Biar Joke Bisa Cetar, Kenali Wilayah Audiens - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Penulis Skrip Komedi Kudu Jeli Memilih Pemain - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Biar Lebih Lucu, Manfaatkan Gestur ya - Tri Adi Sarwoko