Intonasi dan dialek bisa membuat sebuah joke makin bertenaga. Tentu saja ini akan memancing tawa dengan mudah. Coba saja.
Tak bisa dipungkiri tone atau intonasi juga memegang peran untuk membantu daya ledak sebuah punchline. Penggunaan tone yang tepat, memberi nilai tambah yang besar terhadap sebuah joke. Sayangnya, belum ada penelitian seberapa besar peran tone dalam membuat kelucuan sebuah joke.
Yang juga bisa membuat sebuah joke menarik untuk menimbulkan tawa adalah dialek. Masih ingat joke soal orang Ambon yang baru datang ke Jawa. Dia heran melihat kereta api—lantaran di Ambon tidak ada kereta api—dan berteriak dengan tone dialek Ambon, “hei, ada besi merayap!” Kalau saja punchline-nya diucapkan dengan tone bahasa Indonesia, daya ledaknya akan kurang atau malah mungkin tidak sanggup menggelitik urat tawa audiens sama sekali.
Satu lagi, untuk menggambarkan kelambanan orang Jawa. Joke dengan menggunakan tone yang lambat pada bagian punchline sering digunakan. Misalnya, karena lambatnya dan sopannya orang Jawa, ketika mau mencopet pun pamit, “nuwun sewu, tak copet ya!” dengan dialek Jawa yang amat lambat seperti dalam wayang orang atau ketoprak.
Atau, kenapa ketika perang kemerdekaan banyak orang Jawa yang gugur, karena komandan pasukan terlalu lambat dalam memperingatkan pasukannya. Dengan dialek Jawa yang amat lambat, “A…yo, pa-suk-an tiiii….a…rap!” musuh keburu menembak.
Joke dengan intonasi dan dialek yang tepat bakal bikin joke yang kita gunakan makin “strong”. Namun, tetap saja, meskipun intonasi dan dialek digunakan bila joke yang dibuat tidak memenuhi syarat, joke tidak mampu mengundang tawa. Tone dan dialek hanyalah vitamin agar joke makin berkarakter. Salam.
Baca juga:
- Biarkan Kata Menjadi Dirinya Sendiri
- Biar Joke Bisa Cetar, Kenali Wilayah Audiens
- Silakan, Mau Naik Ojek atau Ojeg
- Bugil Sudah Pasti Telanjang
- Struktur Sosial Menentukan Jenis Joke
Pingback:Struktur Sosial Menentukan Jenis Joke - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Jangan Kacau, Bikin Enggak Lucu - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Cek Dulu Aslinya, Biar Tahu Baku atau Nonbaku - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Joke itu Menyambungkan yang Tidak Nyambung - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Tawa Meledak kalau Joke dan Audiens Berjodoh - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Silakan, Mau Naik Ojek atau Ojeg - Tri Adi Sarwoko