Apakah sinonim selalu memiliki makna yang sama? Jawabannya: bisa ya bisa tidak. Seperti orang kembar pasti ada bedanya, bahkan untuk orang yang disebut kembar identik.
Kata bersinonim memang memiliki makna yang hampir sama. Kok, hampir sama? Iyalah. Meskipun memiliki makna kelihatan sama namun terkadang ada beberapa komponen makna yang membuatnya berbeda.
Mari kita bandingkan pasangan sinonim niat dan maksud, saban dan tiap. Kedua kata ini bersinonim. Artinya bisa saling menggantikan. Misalnya:
- Orang itu berniat membagi separuh hartanya untuk orang miskin
- Hari ini dia berniat “menembak” pujaan hatinya
- Saban hari dia selalu memperhatikan rumah itu
- Dia selalu menunggunya saban sore
Coba kita ganti dengan sinonimnya. Makna tetap sama dan berterima.
- Orang itu bermaksud membagi separuh hartanya untuk orang miskin
- Hari ini dia bermaksud “menembak” pujaan hatinya
- Setiap hari dia selalu memperhatikan rumah itu
- Dia selalu menunggunya setiap sore
Namun, ada satu komponen makna yang berbeda dari keduanya. Maksud tidak bisa ditukar dengan niat bila berarti makna. Saban tidak bisa mengganti setiap bila tidak berkait dengan waktu. Kita lihat:
- Setiap bertemu dia selalu membuang muka
- Setiap kali terjatuh dia memanggil nama ibunya
- Maksud dari perkataannya, dia sangat mencintai kamu
- Maksud dari kepalan tangannya, dia amat marah
Tidak mungkin dan tidak berterima bila kita ganti dengan sinonimnya:
- *Saban bertemu dia selalu membuang muka
- *Saban kali terjatuh dia memanggil nama ibunya
- *Niat dari perkataannya, dia sangat mencintai kamu
- *Niat dari kepalan tangannya, dia amat marah
Kesimpulan, hati-hati dalam memakai kata sinonim. Tidak serta-merta sebuah kata bersinonim bisa menggantikan kata sinonimnya. Seperti dalam artikel sebelumnya, saya hanya mau bilang, “Diplomat dikejar buaya, cermat berbahasa ya.” Salam.
Baca juga:
- Enggak Etis, Barter Fisik dengan Tawa
- Komedi Parodi, Komedi Gratisan
- Enggak Seru, Komedi kok Jorok
- Semua Tulisan Cuma Terbagi Tiga
- Eit, Jangan Sembarangan Menyembunyikan Imbuhan
Pingback:Eit, Jangan Sembarangan Menyembunyikan Imbuhan - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Ada Tomat Dimakan Buaya, Cermat Berbahasa ya - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Mengapa Bahasa Jurnalistik Berbeda? - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Kalau Penat, Lebih Baik Dihindari - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Semua Tulisan Cuma Terbagi Tiga - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Enggak Etis, Barter Fisik dengan Tawa - Tri Adi Sarwoko