Terkadang dalam sebuah cerita, kita memerlukan suatu penekanan agar adegan yang dibuat dapat menimbulkan efek yang kita harapkan. Menurut Dave Evans, yang bisa ikut membantu efek itu adalah repetisi atau pengulangan
Untuk penulisan komedi, tentu saja efek ini cukup penting. O ya, rule of three yang saya maksud adalah the rule of three. Yaitu mengulang suatu hal sebanyak tiga kali dengan kejutan di akhir. Biasanya, penonton sudah tahu jawaban dari persoalan yang dihadapi. Yang membuat penonton mau menunggu, mereka ingin menyaksikan aksi konyol apa yang dilakukan oleh tokoh dalam lakon itu.
Misalnya, seorang pencuri berusaha masuk ke dalam rumah kosong. Dia berusaha mencongkel pintu, tidak terbuka. Mencongkel jendela, tidak terbuka. Hingga akhirnya dia berusaha menarik pintu rumah dengan mobil, juga tidak terbuka. Ternyata, kemudian temannya datang dan bisa membuka pintu dengan mudah, karena memang tidak terkunci.
Adegan yang acap kita temui dalam komedi kita seperti ini. Komedian-1 yang menjadi pembantu disuruh majikannya untuk menyediakan kopi. Pertama, dia datang dengan hanya membawa kopi bubuk, lalu oleh majikannya (komedian-2) diberi tahu bahwa membuat kopi itu harus dengan gelas.
Kedua, dia datang dengan kopi dan gelas tapi tidak dicampur apa pun, majikannya bilang bahwa itu bukan membikin kopi tapi kopi ditaruh di gelas; membikin kopi itu kopi harus dicampur dengan air panas dan gula.
Ketiga, komedian-1 datang lagi dengan kopi, gelas, air panas, dan gula tapi dalam baskom. Karena kesal, komedian-2, akhirnya membikin kopi sendiri.
Formula ini jadi mirip dengan cara berpikir induktif. Contoh kesalahan satu, contoh kesalahan dua, contoh kesalahan tiga, lalu kesimpulan. Rule of three ini hanyalah salah satu cara yang bisa dipakai kita dalam menulis naskah komedi. Banyak cara untuk membuat tulisannya kita menjadi lebih baik. Salam.
Baca juga:
- Yuk, Menulis Tahun, Bulan, dan Tanggal dengan Tepat
- Telah dan Dua Rekannya itu Mubazir
- Hindari Kata ini biar Tidak Mubazir
- Kasihan, Bahwa Dimusuhi di Sana Sini
- Ibu Menangis di Balik Jendela
Pingback:Ibu Menangis di Balik Jendela - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Yuk, Berubah, Malu dong Imbuhan Saja Bisa Berubah - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Yang Dilakukan Sidney Sheldon ketika Menulis - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Tidak Ada yang Salah dengan Silaturahim dan Silaturahmi - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Hindari Kata ini biar tidak mubazir - Tri Adi Sarwoko
Pingback:Telah dan Dua Rekannya itu Mubazir - Tri Adi Sarwoko